Orang
tua tidak berniat memasukkan Saya ke Taman Kanak-Kanak saat itu karena lokasi
yang cukup jauh dari rumah. Menuju kesana dijemput oleh truk, orang tua takut
terjadi apa-apa dengan Saya saat itu. Saya langsung masuk SD saat itu tahun
1999. Di SD aku tidak begitu pintar, dengan nilai pas-pasan untuk naik kelas.
Semenjak
SD orang tua telah mendidik Saya untuk jadi pengusaha yaitu dengan berjualan
dipasar minggu. Bahkan disekolah sekalipun. Musim buah dikampung saya yaitu
buah rambutan dan ambacang. Dengan inisiatif sendiri saya ambil rambutan satu
jam sebelum berangkat sekolah, kemudian dijual disekolah. Sasarannya adalah
anak-anak dari PT. Agro Wiratama yang sekolah di SD kampung saya, mereka
tinggal di daerah pabrik sait, sehingga akan membuat jualan rambutan dan
ambacang saya laku. Benar adanya, setiap hari saya selalu berhasil menjual
habis rambutan tersebut dan menabungkan uangnya untuk beli buku pelajaran saat
itu. Sepertinya hal ini membuat bangga orang tua saat itu.
Setiap
kali pulang sekolah orang tua selalu bertanya apakah ada PR atau tidak, karena
PR harus dikerjakan dulu baru boleh pergi main. Selesai pulang sekolah dan
setelah pekerjaan rumah (PR) selesai Saya bermain dengan kawan-kawan, permainan
anak-anak dikampung Saya sangat banyak ragamnya di antaranya : main kelereng,
gambar, karet tangan, batu dampar, main N, main petak umpet, main galah, sepak tekong, putar tali, batu susun,
batu tujuh, main congkak, main ular tangga, monopoli, kejar-kejaran,
perang-perangan, sembah lakon dan banyak lagi permainan di masa saya kecil
dulu. Terkadang orang tua tidak membolehkan saya bermain karena harus gembala
sapi. Sore jam empat sehabis ‘ashar saya menggembala sapi keliling kampung,
karena dikampung itu ditepi jalannya dipenuhi rumput teki dan lainnya yang jadi
makanan sapi.
Biasanya
bukan hanya saya yang menggembala sapi, ada juga abang sepupu yang ikut. Jika
bersama sepupu, sapi kami bawa ke kebun yang baru panen hasil ladangnya dan
rerumputan tumbuh hijau. Dikebun biasanya kami lomba balapan sapi, saya menaiki
anak sapi yang berumur lebih kurang satu tahun, begitu juga dengan saudara
saya. Karena masih anak sapi, jika dinaiki dia akan terkejut dan lari. Saat dia
berlari itu kami sedang berada diatas pundaknya. Asyik dan seru dibawa lari
sapi, serasa naik kuda tapi sebentar hehehe. Karena larinya dia tu
kesemak-semak jadi kami harus melompat biar bisa turun, lompat indah. Yang
paling asyik itu kalau naik induknya yang besar. Lagi asyik makan, kita naik
perlahan kepundaknya sambil pegang tali, dan dia tidak akan lari. Kita
menggembala sapi dengan menaikinya. Asyik naik di atasnya.
0 komentar:
Posting Komentar