Kamis, 16 April 2015

Masa SD

Orang tua tidak berniat memasukkan Saya ke Taman Kanak-Kanak saat itu karena lokasi yang cukup jauh dari rumah. Menuju kesana dijemput oleh truk, orang tua takut terjadi apa-apa dengan Saya saat itu. Saya langsung masuk SD saat itu tahun 1999. Di SD aku tidak begitu pintar, dengan nilai pas-pasan  untuk naik kelas.
Semenjak SD orang tua telah mendidik Saya untuk jadi pengusaha yaitu dengan berjualan dipasar minggu. Bahkan disekolah sekalipun. Musim buah dikampung saya yaitu buah rambutan dan ambacang. Dengan inisiatif sendiri saya ambil rambutan satu jam sebelum berangkat sekolah, kemudian dijual disekolah. Sasarannya adalah anak-anak dari PT. Agro Wiratama yang sekolah di SD kampung saya, mereka tinggal di daerah pabrik sait, sehingga akan membuat jualan rambutan dan ambacang saya laku. Benar adanya, setiap hari saya selalu berhasil menjual habis rambutan tersebut dan menabungkan uangnya untuk beli buku pelajaran saat itu. Sepertinya hal ini membuat bangga orang tua saat itu.
Setiap kali pulang sekolah orang tua selalu bertanya apakah ada PR atau tidak, karena PR harus dikerjakan dulu baru boleh pergi main. Selesai pulang sekolah dan setelah pekerjaan rumah (PR) selesai Saya bermain dengan kawan-kawan, permainan anak-anak dikampung Saya sangat banyak ragamnya di antaranya : main kelereng, gambar, karet tangan, batu dampar, main N, main petak umpet, main galah, sepak tekong, putar tali, batu susun, batu tujuh, main congkak, main ular tangga, monopoli, kejar-kejaran, perang-perangan, sembah lakon dan banyak lagi permainan di masa saya kecil dulu. Terkadang orang tua tidak membolehkan saya bermain karena harus gembala sapi. Sore jam empat sehabis ‘ashar saya menggembala sapi keliling kampung, karena dikampung itu ditepi jalannya dipenuhi rumput teki dan lainnya yang jadi makanan sapi.
Biasanya bukan hanya saya yang menggembala sapi, ada juga abang sepupu yang ikut. Jika bersama sepupu, sapi kami bawa ke kebun yang baru panen hasil ladangnya dan rerumputan tumbuh hijau. Dikebun biasanya kami lomba balapan sapi, saya menaiki anak sapi yang berumur lebih kurang satu tahun, begitu juga dengan saudara saya. Karena masih anak sapi, jika dinaiki dia akan terkejut dan lari. Saat dia berlari itu kami sedang berada diatas pundaknya. Asyik dan seru dibawa lari sapi, serasa naik kuda tapi sebentar hehehe. Karena larinya dia tu kesemak-semak jadi kami harus melompat biar bisa turun, lompat indah. Yang paling asyik itu kalau naik induknya yang besar. Lagi asyik makan, kita naik perlahan kepundaknya sambil pegang tali, dan dia tidak akan lari. Kita menggembala sapi dengan menaikinya. Asyik naik di atasnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;